Memahami debet dan Kredit. Sebenarnya ketika
awal mengenal akuntansi,
saya juga mengalami kebingungan persoalan yang satu ini yaitu tentang memahami
Debet dan Kredit suatu akun. Anggapan pertama saya adalah semua hal itu jika
bertambah maka akan di debet dan semua yang berkurang itu akan di kredit,
inilah yang biasa juga di kenal dengan istilah Dasar Akuntansi Debet Kredit.
Ternyata tidak semua akun atau
perkiraan itu menganut prinsip, jika bertambah akan di debet dan jika berkurang
akan di kredit. Contoh kecilnya adalah Akun Penjualan.
Mari kita buat sebuah contoh kasus
untuk mudah di pahami.
Tn. Yani melakukan penjualan atas Toko
miliknya secara tunai yaitu sebesar Rp. 1.000.000. Coba buat jurnal-nya.
Penjualan
Rp. 1.000.000
Persediaan Barang
Rp. 1.000.000
Perhatikan baik-baik bahwa jurnal
tersebut di atas adalah SALAH. Padahal Jika kita melakukan analisa
secara logika jurnal di atas adalah benar barang berkurang senilai Rp.
1.000.000 dan terjadi penjualan bertambah sebesar Rp. 1.000.000. Namun kita lupa
bahwa proses penjualan tersebut kita juga menerima uang tunai sebesar Rp.
1.000.000.
Sekarang kita akan buat jurnal lain
sehubungan dengan penerimaan Kas uang 1 juta rupiah tersebut.
Kas
Rp. 1.000.000
Persediaan Barang
Rp. 1.000.000
Sekali lagi saya
katakan bahwa jurnal tersebut masih SALAH. Secara logika
jurnal tersebut benar. Kita menerima uang cash Rp. 1.000.000 dan barang juga
berkurang Rp. 1.000.000. Tetapi kenapa jurnal ini juga SALAH ?. Karena kita menjual
berarti mempengaruhi akun Penjualan, tapi kok dalam jurnal itu tidak ada akun
penjualan ?.
Ketika kita coba untuk menjurnal Kas
Debet, Penjualan Debet dan Persediaan Kredit masing-masing Rp. 1.000.000 kok
malah tidak seimbang Debet dan kredit-nya di mana debet ada Rp. 2.000.000 dan
kredit hanya Rp. 1.000.000, dimana letak kesalahannya.
Maka jawabannya
adalah letak kesalahannya adalah terletak pada Akun persediaan Barang dimana
akun persediaan barang hanya akan terpengaruh saat Jurnal penyesuaian yang
mana perhitungan persediaan barang dagangan akan di lakukan pada satu akhir
proide siklus Akuntansi. (Nanti kita akan bahas tetang Akun-Akun
Special)
Maka jurnal yang BENAR adalah :
Kas
Rp. 1.000.000
Penjualan
Rp. 1.000.000
Dari contoh diatas maka kita akan
melihat bahwa penjualan bertambah malah di kredit bukannya di debet. Maka
kesimpulannya, tidak semua hal yang bertambah itu akan di debet dan tidak semua
yang berkurang itu akan di kredit. Contoh untuk transaksi yang di debet padahal mengurangi adalah
Modal Usaha.
Contoh : Ty. Yani membukukan tokonya
dan menemukan terjadi kerugian sebesar 15.000.000.
Modal
Rp. 15.000.000
Rugi /
Laba
Rp. 15.000.000
Kita melihat Modal di debet yang
sebenarnya hal tersebut mengurangi modal maka untuk Memahami Debet dan kredit
suatu akun adalah dengan melihat tabel Kelompok Akun (Terdiri atas beberapa
akun-akun) dibawah ini :
KELOMPOK AKUN
|
JIKA
|
JIKA
|
||||
Harta
|
Bertambah
|
=
|
Debet
|
Berkurang
|
=
|
Kredit
|
Utang
|
Bertambah
|
=
|
Kredit
|
Berkurang
|
=
|
Debet
|
Modal
|
Bertambah
|
=
|
Kredit
|
Berkurang
|
=
|
Debet
|
Penjualan
|
Bertambah
|
=
|
Kredit
|
Berkurang
|
=
|
Debet
|
Pembelian
|
Bertambah
|
=
|
Debet
|
Berkurang
|
=
|
Kredit
|
Biaya
|
Bertambah
|
=
|
Debet
|
Berkurang
|
=
|
Kredit
|
Kelompok akun adalah sebuah kumpulan
akun-akun yang memiliki sifat yang sama, maka dari tabel tersebut saya kira
mudah untuk di pahami contohnya :
cara membaca tabel
tersebut contoh pada harta “Ketika Harta bertambah maka
akan di debet dan jika Harta berkurang maka akan di kredit” begitu
pun selanjutnya.
Kesimpulan : Kelompok akun di atas
adalah kelompok akun yang biasa di gunakan oleh perusahaan dagang dan
perusahaan manufaktur (Produksi) sedangkan untuk perusahaan yang bergerak di
bidang jasa, Penjualan atas jasa tidak tulis sebagai Penjualan tetapi langsung
di jadikan sebagai pendapatan usaha,
Sumber :
http://akuntansi-id.com/89-memahami-debet-kredit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar