Kamis, 10 April 2014

Pertumbuhan Waralaba di Indonesia


Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha terhadap sistem dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang atau jasa yang telah terbukti hasil dan dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Pengertian tersebut secara garis besar, waralaba dapat didefinisikan dengan pengaturan usaha oleh pemilik perusahaan (franchisor) dengan memberikan atau menjual hak ke pihak penerima waralaba (franchisee) untuk menjual produk merek dagang dan atau jasa pemberi waralaba tersebut dengan aturan, tata cara, prosedure dan kriteria yang telah disepakti bersama dalam kontrak kerja yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

·                     Jenis-jenis waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
1.             Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
2.            Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
·                     Biaya waralaba
Biaya waralaba meliputi:
Ø  Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi franchisor dan ongkos penggunaan HAKI.
Ø  Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.

Bisnis waralaba di Indonesia mulai marak pada sekitar tahun 1970an dengan bermunculannya restaurant-restaurant cepat saji (fast food) seperti Kentucky Fried chiken dan Pizza Hut. Hingga tahuhn 1992 jumlah perusahaan waralaba di Indonesia mencapai 35 perusahaan, 6 di antaranya adalah perusahaan waralaba lokal dan sisanya (29) adalah waralaba asing. Perkembangan waralab asing. Perkembangan waralaba asing dari tahun ke tahun berkembang pesat sebesar 710% sejak tahun 1992 hingga tahun 1997, sedangkan perkembangan waralaba lokal hanya meningkatkan sebesar 400% (dari sejumlah 6 perusahaan menjadi 30 perusahaan). 
Namun sejak krisi moneter tahun 1997, jumlah perusahaan waralaba asing mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -9.78% dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001. hal ini disebabkan karena terpuruknya nilai rupiah sehingga biaya untuk franchise fee dan royalti fee serta biaya bahan baku, peralatan dan perlengkapan yang dalam dollar menjadi meningkat. Hal tersebut mempengaruhi perhitungan harga jual produk atau jasanya di Indonesia. Sebaliknya waralaba lokal mengalami peningkatan pertumbuhan rata-rata sebesar 30%. Pada tahun 2001 jumlah waralaba asing tumbuh kembali sebesar 8.5% sedangkan waralaba lokal meningkat 7.69% dari tahun 2000. Perkembangan bisnis waralaba.

Contoh waralaba lokal :
1.             Es Teller 77
2.            J.CO
3.            Pecel Lela
4.            Ayam Bakar Mas Mono
5.            Bumbu Desa

Kelima waralaba local tersebut sudah tersebar di beberapa Negara. Waralaba lokal pun harus bersaing ketat dengan waralaba asing yang 'menjajah' pasar dalam negeri. Data Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menyebutkan, beberapa waralaba berlabel merah putih sudah mulai mendunia dan siap bersaing di pasar internasional.
Untuk itu, AFI meminta pemerintah lebih aktif memberi bantuan sebagai stimulus agar waralaba atau franchise lokal bisa mendunia atau go internasional. Harus diakui, tampilnya waralaba lokal di pasar internasional menumbuhkan kebanggaan tersendiri. Di sisi lain, masuknya franchise dalam negeri ke pasar internasional akan memberikan keuntungan bagi negara dalam hal bentuk devisa.

OPINI :
Banyak orang yang lebih memilih waralaba asing dibandingkan waralaba lokal yang dari Negara kita sendiri. Sehingga waralaba asing lebih berkembang pesat di Negara indonesia dibandingkan waralaba lokal. Seharusnya kita bisa lebih mengembangkan usaha waralaba lokal dan usaha tersebut bisa membantu perekonomian di Indonesia. Contohnya jika kita membuka waralaba, kita bisa membantu orang-orang yang belum memiliki pekerjaan dengan meperkerjakan mereka. Dan pastinya waralaba lokal juga akan makin berkembang luas. Seperti contoh waralaba Ayam Bakar Mas Mono yang sudah mulai terkenal hingga luar negeri contohny Malaysia. Untuk mengembangkan usaha waralaba lokal seharus nya ada campur tangan pemerintah untuk lebih aktif memberi bantuan sebagai stimulus agar waralaba atau franchise lokal bisa mendunia atau go internasional.

Sumber:
http://www.merdeka.com/uang/lima-waralaba-lokal-yang-mulai-mendunia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar