Waralaba
adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha terhadap
sistem dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang atau jasa yang
telah terbukti hasil dan dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan perjanjian waralaba.
Pengertian
tersebut secara garis besar, waralaba dapat didefinisikan dengan pengaturan
usaha oleh pemilik perusahaan (franchisor) dengan memberikan atau menjual hak
ke pihak penerima waralaba (franchisee) untuk menjual produk merek dagang dan
atau jasa pemberi waralaba tersebut dengan aturan, tata cara, prosedure dan
kriteria yang telah disepakti bersama dalam kontrak kerja yang telah disetujui
oleh kedua belah pihak.
·
Jenis-jenis
waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
1.
Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya
lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih
bergengsi.
2.
Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi
untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki
pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh
pemilik waralaba.
·
Biaya waralaba
Biaya waralaba
meliputi:
Ø Ongkos awal,
dimulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran
yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan
spesifikasi franchisor dan ongkos penggunaan HAKI.
Ø Ongkos royalti,
dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya
ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti
yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang
dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.
Bisnis waralaba di
Indonesia mulai marak pada sekitar tahun 1970an dengan bermunculannya
restaurant-restaurant cepat saji (fast food) seperti Kentucky Fried chiken dan
Pizza Hut. Hingga tahuhn 1992 jumlah perusahaan waralaba di Indonesia mencapai
35 perusahaan, 6 di antaranya adalah perusahaan waralaba lokal dan sisanya (29)
adalah waralaba asing. Perkembangan waralab asing. Perkembangan waralaba asing
dari tahun ke tahun berkembang pesat sebesar 710% sejak tahun 1992 hingga tahun
1997, sedangkan perkembangan waralaba lokal hanya meningkatkan sebesar 400%
(dari sejumlah 6 perusahaan menjadi 30 perusahaan).
Namun sejak krisi moneter
tahun 1997, jumlah perusahaan waralaba asing mengalami penurunan pertumbuhan
sebesar -9.78% dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001. hal ini disebabkan
karena terpuruknya nilai rupiah sehingga biaya untuk franchise fee dan royalti
fee serta biaya bahan baku, peralatan dan perlengkapan yang dalam dollar
menjadi meningkat. Hal tersebut mempengaruhi perhitungan harga jual produk atau
jasanya di Indonesia. Sebaliknya waralaba lokal mengalami peningkatan
pertumbuhan rata-rata sebesar 30%. Pada tahun 2001 jumlah waralaba asing tumbuh
kembali sebesar 8.5% sedangkan waralaba lokal meningkat 7.69% dari tahun 2000.
Perkembangan bisnis waralaba.
Contoh
waralaba lokal :
1.
Es Teller 77
2.
J.CO
3.
Pecel Lela
4.
Ayam Bakar Mas Mono
5.
Bumbu Desa
Kelima
waralaba local tersebut sudah tersebar di beberapa Negara. Waralaba lokal pun harus bersaing ketat dengan waralaba
asing yang 'menjajah' pasar dalam negeri. Data
Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menyebutkan, beberapa waralaba berlabel
merah putih sudah mulai mendunia dan siap bersaing di pasar internasional.
Untuk itu, AFI meminta pemerintah lebih
aktif memberi bantuan sebagai stimulus agar waralaba atau franchise lokal bisa
mendunia atau go internasional. Harus diakui, tampilnya waralaba lokal di pasar
internasional menumbuhkan kebanggaan tersendiri. Di sisi lain, masuknya
franchise dalam negeri ke pasar internasional akan memberikan keuntungan bagi
negara dalam hal bentuk devisa.
OPINI :
Banyak orang yang lebih memilih
waralaba asing dibandingkan waralaba lokal yang dari Negara kita sendiri. Sehingga
waralaba asing lebih berkembang pesat di Negara indonesia dibandingkan waralaba
lokal. Seharusnya kita bisa lebih mengembangkan usaha waralaba lokal dan usaha
tersebut bisa membantu perekonomian di Indonesia. Contohnya jika kita membuka
waralaba, kita bisa membantu orang-orang yang belum memiliki pekerjaan dengan
meperkerjakan mereka. Dan pastinya waralaba lokal juga akan makin berkembang
luas. Seperti contoh waralaba Ayam Bakar Mas Mono yang sudah mulai terkenal
hingga luar negeri contohny Malaysia. Untuk mengembangkan usaha waralaba lokal
seharus nya ada campur tangan pemerintah untuk lebih aktif memberi bantuan sebagai stimulus
agar waralaba atau franchise lokal bisa mendunia atau go internasional.
Sumber:
http://www.merdeka.com/uang/lima-waralaba-lokal-yang-mulai-mendunia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar